Mendulang Untung Bisnis Pariwisata Syariah
Posted By: UnknownPublished: 12:55 AM
Negara
dengan penduduk mayoritas muslim sedang mencari oase baru dalam dunia
pariwisata seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk kembali pada
nilai-nilai keluarga.
Indonesia
dengan mayoritas penduduk Muslim di dunia mempunyai peluang besar menjadi
negara tujuan utama wisata syariah, menyusul berbagai negara yang telah
mendulang untung lewat bisnis pariwisata syariah seperti India, China,
Thailand, Malaysia, Bruney Darussalam dan Singapura.
Negara dengan penduduk
mayoritas muslim sedang mencari oase baru dalam dunia pariwisata seiring dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk kembali pada nilai-nilai keluarga.
Dampaknya, terlihat banyak ethical tourist/responsible tourist lebih
memilih hotel yang nyaman, makanan yang halal, serta hiburan yang
mendidik," papar Presiden Direktur Sofyan Hospitality, B.A. Hadisantoso
dalam pemaparanSyariah Life Style Outlook 2014 2014: New Paradigm of Modern
Life Values.
Pasar wisata muslim
dunia mencapai 126 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut, pariwisata syariah
didominasi oleh Saudi Arabia, Malaysia menguasai 38 persen, Singapura 28
persen, sedangkan Indonesia baru 1,2 persen saja.
Indonesia masih sangat
kecil dibandingkan Singapura yang bukan negara Islam. Mengapa? karena
tendensinya di Indonesia, pariwisata syariah mengarah ke ziarah makam ulama,
pengajian. Padahal kita harus lebih terbuka dalam melihat wisata syariah.
Ia mencontohkan, ketika
berkunjung ke Plaza Senayan, ketika tiba waktu shalat, pengujunjung bisa
melakukan salat di tempat yang nyaman di mall dan pada saat jam makan bisa
menikmati makanan halal yang telah dijamin dengan adanya sertifikat halal.
Itu sudah termasuk
pariwisata syariah. Bisnis yang kita bayangkan dan kita pikirkan.
Sementara ketika
wisatawan menginap di hotel syariah, mereka mendapat fasilitas tempat salat
yang nyaman, menyediakan makanan minuman yang halal dan tersertifikasi, pada
saat Ramadhan ada salat tarawih dan buka puasa bersama. Kamar hotel juga tidak
boleh terlalu sempit, agar tetap bisa digunakan salat berjamaah.
Wakil Ketua Umum
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Riyanto Sofyan mengungkapkan
wisata syariah bukan hanya wisata ziarah atau wisata religi tetapi merupakan
jenis wisata pada umumnya, seperti wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner,
wisata belanja, dan bahkan wisata petualang yang lebih bernuansa keluarga dan
kondusif terhadap nilai-nilai Islami yang terbuka dan "rahmatan lil
alamin". Sehingga dapat membawa suasana yang aman, nyaman, harmonis bagi
semua, yang pada gilirannya akan memperluas pasar baik muslim maupun
non-muslim.
Pariwisata syariah
adalah cara baru untuk mengembangkan pariwisata Indonesia yang menjunjung
tinggi budaya dan nilai-nilai Islami. Pengembangan Pariwisata Syariah meliputi
empat jenis komponen usaha pariwisata, yaitu perhotelan, restoran, biro atau
jasa perjalanan wisata, dan spa.
Sebelumnya Ketua Majelis
Ulama Indonesia, Ma'ruf Amin mengungkapkan potensi wisata syariah di Indonesia
sangat besar karena Negara Kepulauan memiliki beragam objek wisata syariah yang
nyaman untuk dikunjungi. Selama ini, wisata dianggap maksiat. Padahal tidak,
khususnya jika dilakukan dengan baik dan benar.
Apalagi, lanjutnya,
populasi muslim dunia sebanyak 1,8 miliar atau 28 persen total populasi dunia
dapat dibidik sebagai pasar wisata yang menjanjikan. Untuk mengelola bisnis
pariwisata syariah, juga perlu diketahui karakteristik muslim traveller,
memahami dan menyediakan kebutuhan dasar mereka.
Bisnis menjanjikan
Bisnis pariwisata
syariah sangat unik, eksklusif, namun hasilnya menggembirakan.
Seperti yang
dicontohkan, PT Sofyan Hotels Tbk sebagai jaringan hotel berbasis syariah di
Indonesia menunjukkan peningkatan bisnis yang signifikan. Penjualan meningkat
rata-rata 15--20 persen per tahun dengan peningkatan penjualan tertinggi 60
persen dalam waktu 18 bulan di salah satu unit hotel.
Dari hanya 3 hotel pada
1994, kini PT Sofyan Hotels Tbk telah mengembangkan portofolio hingga 15 hotel
syariah di berbagai pelosok Indonesia antara lain di Jakarta, Bogor,
Pandeglang, Semarang, Lampung, Padang, Makassar, Mataram, Pekanbaru, Jambi,
Yogyakarta.
Sayangnya, wisata
syariah di Indonesia masih tertinggal cukup jauh dibandingkan dengan negara
muslim lainnya. Bahkan negara berpenduduk mayoritas non-muslim seperti Thailand
dengan populasi muslim hanya 5,8 persen, jumlah wisatawan muslim pada 2010
mencapai 2,5 juta wisatawan dengan fasilitas 100 hotel dan restoran
bersertifikat halal.
Hal yang sama juga
terjadi di Singapura yang polulasi muslimnya 14,9 persen mencatat sebanyak 3,26
juta wisatawan muslim di 2010. Di negeri itu tersedia sebanyak 2.691 hotel dan
restoran berlabel halal.
Kedepan, Indonesia
mempunyai peluang yang besar untuk mengembangkan pariwisata syariah. Potensi
alam dipadu keramahan dan kultur masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim,
mempunyai peluang besar untuk menjadi negara tujuan utama wisata syariah.
0 komentar:
Post a Comment