PERAN UKM DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA


PERAN UKM DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
Dibuat oleh : Dhika Fajar Prasetya
Mahasiswa STIEPAR YAPARI AKTRIPA BANDUNG

ABSTRAK
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan eknomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di Negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah kedepan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Pengembangan UKM kedepan, perlu menggabungkan keunggulan lokal (lingkungan internal) dan peluang pasar global, yang disinergikan dengan era otonomi daerah dan pasar bebas.Perlu berpikir dalam skala global dan bertindak lokal (think globaly and act locally) dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan pengembangan UKM.

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
     Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai gambaran, kendati sumbangannya dalam output nasional (PDRB) hanya 56,7 persen dan dalam ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UKM memberi kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen dalam penyerapan tenaga kerja. Namun, dalam kenyataannya selama ini UKM kurang mendapatkan perhatian. Dapat dikatakan bahwa kesadaran akan pentingnya UKM dapat dikatakan barulah muncul belakangan ini saja. Usaha Kecil Menengah atau lazim kita kenal sebagai UKM mempunyai banyak peranan penting dalam perekonomian. Salah satu peranannya yang paling krusial dalam pertumbuhan ekonomi adalah menstimulus dinamisasi ekonomi. Karakternya yang fleksibel dan cakap membuat UKM dapat direkayasa untuk mengganti lingkungan bisnis yang lebih baik daripada perusahaan-perusahaan besar. Dalam banyak kasus, dari sejumlah UKM yang baru pertama kali memasuki pasar, di antaranya dapat menjadi besar karena kesuksesannya dalam beroperasi. Sejak krisis moneter yang diawali tahun 1997, hampir 80% usaha besar mengalami kebangkrutan dan melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Berbeda dengan UKM yang tetap bertahan di dalam krisis dengan segala keterbatasannya. UKM dianggap sektor usaha yang tidak cengeng dan tahan banting.Selain itu sebagai sektor usaha yang dijalankan dalam tataran bawah, UKM berperan besar dalam mengurangi angka pengangguran, bahkan fenomena PHK menjadikan para pekerja yang menjadi korban dipaksa untuk berfikir lebih jauh dan banyak yang beralih melirik sektor UKM ini. Produk-produk UKM, setidaknya memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional, karena tidak sedikit produk-produk UKM itu yang mampu menembus pasar internasional. Sekarang ini lembaga-lembaga donor internasional semuanya mendukung perkembangan UKM. Ada yang melihatnya sebagai wahana untuk menciptakan kesempatan kerja (ILO), ada yang melihatnya sebagai penjabaran komitmen mereka (IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia) untuk memerangi kemiskinan di negara-negara berkembang. Di Asia, perkembangan sektor UKM ini juga dilihat sebagai salah suatu jalan keluar dari krisis ekonomi. Para donor multilateral dan bilateral (antara lain Jepang) semuanya akan menyediakan dana dan bantuan teknis untuk pengembangan sektor ini.
2. RUMUSAN MASALAH
2.1. Apa itu UKM ?
2.2. Bagaimana keadaan UKM di Indonesia ?
2.3 Bagaimana Peranan Bank Indonesia dalam UKM
2.4. Sejauh mana perkembangan UKM di Indonesia ?
2.5. Masalah apa yang dihadapi UKM saat ini ?
2.6. Bagaimana solusi untuk mengatasinya ? 

3. LANDASAN TEORI
  Peran Menurut Horton dan Hunt [1993], peran (role) adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Berbagai peran yang tergabung dan terkait pada satu status ini oleh Merton [1968] dinamakan perangkat peran (role set). Dalam kerangka besar, organisasi masyarakat, atau yang disebut sebagai struktur sosial, ditentukan oleh hakekat (nature) dari peran-peran ini, hubungan antara peran-peran tersebut, serta distribusi sumberdaya yang langka di antara orang-orang yang memainkannya. Masyarakat yang berbeda merumuskan, mengorganisasikan, dan memberi imbalan (reward) terhadap aktivitas-aktivitas mereka dengan cara yang berbeda, sehingga setiap masyarakat memiliki struktur sosial yang berbeda pula. Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut. Perilaku peran mungkin berbeda dari perilaku yang diharapkan karena beberapa alasan. Sedangkan, Abu Ahmadi [1982] mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. 1.2. Usaha Kecil Menegah (UKM) Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- . Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih antara Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang. 1.3. Perekonomian Dalam Wikipidia Indonesia Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya.

BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN MASALAH
1.1. Keadaan UKM di Indonesia Usaha skala kecil di Indonesia adalah merupakan subyek diskusi dan menjadi perhatian pemerintah karena perusahaan kecil tersebut menyebar dimana-mana, dan dapat memberi kesempatan kerja yang potensial. Para ahli ekonomi sudah lama menyadari bahwa sektor industri kecil sebagai salah satu karakteristik keberhasilan dan pertumbuhan ekonomi. Industri kecil menyumbang pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, untuk perluasan angakatan kerja agi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan. Sektor ekonomi UKM yang memiliki proporsi unit usaha terbesar berdasarkan statistik UKM tahun 2004-2005 adalah sektor :
(1) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan;
(2) Perdagangan, Hotel dan Restoran,
(3) Industri Pengolahan,
(4) Pengangkutan dan Komunikasi,
(5) Jasa. Sedangkan sektor ekonomi yang memiliki proporsi unit usaha terkecil secara berturut-turut adalah sektor,
(a) Pertambangan dan Penggalian,
(b) Bangunan,
(c) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,
(d) Listrik, Gas dan Air Bersih.
Secara kuantitas, UKM memang unggul, hal ini didasarkan pada fakta bahwa sebagian besar usaha di Indonesia (lebih dari 99 %) berbentuk usaha skala kecil dan menengah (UKM). Namun secara jumlah omset dan aset, apabila keseluruhan omset dan aset UKM di Indonesia digabungkan, belum tentu jumlahnya dapat menyaingi satu perusahaan berskala nasional. Data-data tersebut menunjukkan bahwa UKM berada di sebagian besar sektor usaha yang ada di Indonesia. Apabila mau dicermati lebih jauh, pengembangan sektor swasta, khususnya UKM, perlu untuk dilakukan mengingat sektor ini memiliki potensi untuk menjaga kestabilan perekonomian, peningkatan tenaga kerja, meningkatkan PDB, mengembangkan dunia usaha, dan penambahan APBN dan APBD melalui perpajakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Propinsi Jawa Barat dengan Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat tahun 2000, jumlah kelompok usaha kecil di Provinsi Jawa Barat adalah 6.751.999 unit atau merupakan 99,89% dari keseluruhan jumlah kelompok usaha yang ada. Penyebaran kelompok usaha kecil ini masih didominasi oleh sektor pertanian dengan jumlah usaha/rumah tangga sebanyak 4.094.672 unit atau 60,57% dari total keseluruhan usaha yang ada. Sampai dengan tahun 2000, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam usaha kecil dari berbagai sektor ekonomi di Provinsi Jawa Barat berjumlah 10.557.448 tenaga kerja atau 84,60% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada di Jawa barat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja usaha kecil di Jawa Barat adalah yang terbesar dibandingkan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja pada usaha besar dan menengah. Gambaran di atas nampaknya sudah cukup untuk menafikkan pikiran bahwa UKM adalah usaha yang tidak penting, hanya untuk orang-orang tidak berpendidikan. Justru mungkin inilah saat bagi kita yang sudah menyadari begitu dahsyatnya ketangguhan UKM, untuk mulai memberikan perhatian yang lebih serius di dalam sektor ini. Kita selayaknya harus belajar dari Jepang, sejak reformasi sistem keuangannya pada tahun 1958, tonggak utama perekonomian Jepang adalah UKM, sebagai solusi permodalan, pemerintah Jepang mendirikan lembaga penjamin kredit guna membantu para pengusaha kecil menengah dalam mengembangkan usahanya. Lembaga seperti ini di Jepang namanya Credit Guarantee Corporation (CGC). Lembaga ini membantu menyediakan penjaminan untuk memperoleh kredit dari bank bagi UKM. Memang, saat ini peran UKM nampak belum begitu dirasakan, karena kurangnya kekuatan bersaing dengan produk-produk luar negeri, dan juga masalah klasik yaitu permodalan. Kita harus melihat ini sebagai masalah yang harus kita pecahkan bersama. Karena kita tidak ingin selamanya terpuruk di dalam krisis yang sudah lebih dari 5 tahun melanda negeri kita.
      1.2.  Pengembangan Sektor UKM Pengembangan terhadap sektor swasta merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi perlu untuk dilakukan. UKM memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di Indonesia. UKM juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar. “Hampir semua usaha besar berawal dari UKM.Usaha kecil menengah (UKM) harus terus ditingkatkan (up grade) dan aktif agar dapat maju dan bersaing dengan perusahaan besar. Jika tidak, UKM di Indonesia yang merupakan jantung perekonomian Indonesia tidak akan bisa maju dan berkembang. Satu hal yang perlu diingat dalam pengembangan UKM adalah bahwa langkah ini tidak semata-mata merupakan langkah yang harus diambil oleh Pemerintah dan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Pihak UKM sendiri sebagai pihak yang dikembangkan, dapat mengayunkan langkah bersama-sama dengan Pemerintah. Selain Pemerintah dan UKM, peran dari sektor Perbankan juga sangat penting terkait dengan segala hal mengenai pendanaan, terutama dari sisi pemberian pinjaman atau penetapan kebijakan perbankan. Lebih jauh lagi, terkait dengan ketersediaan dana atau modal, peran dari para investor baik itu dari dalam maupun luar negeri, tidak dapat pula kita kesampingkan. Pemerintah pada intinya memiliki kewajiban untuk turut memecahkan tiga hal masalah klasik yang kerap kali menerpa UKM, yakni akses pasar, modal, dan teknologi yang selama ini kerap menjadi pembicaraan di seminar atau konferensi.[9] Secara keseluruhan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengembangan terhadap unit usaha UKM, antara lain kondisi kerja, promosi usaha baru, akses informasi, akses pembiayaan, akses pasar, peningkatan kualitas produk dan SDM, ketersediaan layanan pengembangan usaha, pengembangan cluster, jaringan bisnis, dan kompetisi. Perlu disadari, UKM berada dalam suatu lingkungan yang kompleks dan dinamis. Jadi, upaya mengembangkan UKM tidak banyak berarti bila tidak mempertimbangkan pembangunan (khususnya ekonomi) lebih luas.Konsep pembangunan yang dilaksanakan akan membentuk ‘aturan main’ bagi pelaku usaha (termasuk UKM) sehingga upaya pengembangan UKM tidak hanya bisa dilaksanakan secara parsial, melainkan harus terintegrasi dengan pembangunan ekonomi nasional dan dilaksanakan secara berkesinambungan.Kebijakan ekonomi (terutama pengembangan dunia usaha) yang ditempuh selama ini belum menjadikan ikatan kuat bagi terciptanya keterkaitan antara usaha besar dan UKM. Saat ini, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berencana untuk menciptakan 20 juta usaha kecil menengah baru tahun 2020.Tahun 2020 adalah masa yang menjanjikan begitu banyak peluang karena di tahun tersebut akan terwujud apa yang dimimpikan para pemimpin ASEAN yang tertuang dalam Bali Concord II. Suatu komunitas ekonomi ASEAN, yang peredaran produk-produk barang dan jasanya tidak lagi dibatasi batas negara, akan terwujud. Kondisi ini membawa sisi positif sekaligus negatif bagi UKM. Menjadi positif apabila produk dan jasa UKM mampu bersaing dengan produk dan jasa dari negara-negara ASEAN lainnya, namun akan menjadi negatif apabila sebaliknya. Untuk itu, kiranya penting bila pemerintah mendesain program yang jelas dan tepat sasaran serta mencanangkan penciptaan 20 juta UKM sebagai program nasional.
1.3. Bagaimana Peranan Bank Indonesia dalam UKM
Bank Indonesia mempunyai peran dalam mendorong UMKM, terutama dalam kebijakan. Setelah amandemen UU Nomor 13 Tahun 1968 menjadi UU Nomor 23 Tahun 1999, dan diamandemen lagi menjadi UU Nomor 6 Tahun 2009, BI tidak lagi memberikan kredit program. BI berperan dalam kebijakan seperti, kebijakan kredit perbankan, pengembangan kelembagaan dan bantuan teknis. Bantuan yang diberikan oleh BI antara lain pelatihan kepada bank, pelatihan kepada Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB), kegitan penelitian, penyediaan sistem informasi (Sistem Informasi debitur atau SID, dan Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil atau SIPUK).
BI juga berperan dalam mendorong intermediasi perbankan, antara lain:
Menciptakan stabilitas makro ekonomi (Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga)
Sistem Informasi Debitur (SID)
Ketentuan relaksasi perbankan  UMKM, mendorong Linkage program BU dengan BPR
Memfasilitasi Pembentukan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD)
Mendorong Pengembangan Bank Syariah dan BPR
Penyediaan Data dan Informasi (DIBI), Bazar Intermediasi
1.4. Masalah yang Dihadapi UKM saat ini Pada umumnya, permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM), antara lain meliputi:
a) Faktor Internal
1) Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar bagi UKM adalah adanya ketentuan mengenai agunan karena tidak semua UKM memiliki harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan agunan. Terkait dengan hal ini, UKM juga menjumpai kesulitan dalam hal akses terhadap sumber pembiayaan. Selama ini yang cukup familiar dengan mereka adalah mekanisme pembiayaan yang disediakan oleh bank dimana disyaratkan adanya agunan. Terhadap akses pembiayaan lainnya seperti investasi, sebagian besar dari mereka belum memiliki akses untuk itu. Dari sisi investasi sendiri, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila memang gerbang investasi hendak dibuka untuk UKM, antara lain kebijakan, jangka waktu, pajak, peraturan, perlakuan, hak atas tanah, infrastruktur, dan iklim usaha.
2) Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan kualitas SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan kualitas SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya. Ø Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar Usaha kecil yang pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, ditambah lagi produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan promosi yang baik. Ø Mentalitas Pengusaha UKM Hal penting yang seringkali pula terlupakan dalam setiap pembahasan mengenai UKM, yaitu semangat entrepreneurship para pengusaha UKM itu sendiri. Semangat yang dimaksud disini, antara lain kesediaan terus berinovasi, ulet tanpa menyerah, mau berkorban serta semangat ingin mengambil risiko. Suasana pedesaan yang menjadi latar belakang dari UKM seringkali memiliki andil juga dalam membentuk kinerja. Sebagai contoh, ritme kerja UKM di daerah berjalan dengan santai dan kurang aktif sehingga seringkali menjadi penyebab hilangnya kesempatan-kesempatan yang ada. ØKurangnya Transparansi Kurangnya transparansi antara generasi awal pembangun UKM tersebut terhadap generasi selanjutnya. Banyak informasi dan jaringan yang disembunyikan dan tidak diberitahukan kepada pihak yang selanjutnya menjalankan usaha tersebut sehingga hal ini menimbulkan kesulitan bagi generasi penerus dalam mengembangkan usahanya.
b) Faktor Eksternal
1) Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif Upaya pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam hal kontribusinya terhadap penciptaan produk domestik brutto (PDB), penyerapan tenaga kerja, ekspor dan perkembangan pelaku usahanya serta keberadaan investasi usaha kecil dan menengah melalui pembentukan modal tetap brutto (investasi). Keseluruhan indikator ekonomi makro tersebut selalu dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan pemberdayaan UKM serta menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan kebijakan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan UKM, meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha-pengusaha besar. Kendala lain yang dihadapi oleh UKM adalah mendapatkan perijinan untuk menjalankan usaha mereka. Keluhan yang seringkali terdengar mengenai banyaknya prosedur yang harus diikuti dengan biaya yang tidak murah, ditambah lagi dengan jangka waktu yang lama. Hal ini sedikit banyak terkait dengan kebijakan perekonomian Pemerintah yang dinilai tidak memihak pihak kecil seperti UKM tetapi lebih mengakomodir kepentingan dari para pengusaha besar.
2) Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, tak jarang UKM kesulitan dalam memperoleh tempat untuk menjalankan usahanya yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada kurang strategis.
3) Pungutan Liar Praktek pungutan tidak resmi atau lebih dikenal dengan pungutan liar menjadi salah satu kendala juga bagi UKM karena menambah pengeluaran yang tidak sedikit. Hal ini tidak hanya terjadi sekali namun dapat berulang kali secara periodik, misalnya setiap minggu atau setiap bulan.
4) Implikasi Otonomi Daerah Dengan berlakunya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004, kewenangan daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mempunyai implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang dikenakan pada UKM. Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan daya saing UKM. Disamping itu, semangat kedaerahan yang berlebihan, kadang menciptakan kondisi yang kurang menarik bagi pengusaha luar daerah untuk mengembangkan usahanya di daerah tersebut.
5) Implikasi Perdagangan Bebas Sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020 berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah untuk bersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau UKM dituntut untuk melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14.000), dan isu Hak Asasi Manusia (HAM) serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering digunakan secara tidak fair oleh negara maju sebagai hambatan (Non Tariff Barrier for Trade). Untuk itu, UKM perlu mempersiapkan diri agar mampu bersaing baik secara keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif.
6) Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajian dengan ketahanan yang pendek. Dengan kata lain, produk-produk yang dihasilkan UKM Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama.
7) Terbatasnya Akses Pasar Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.
8) Terbatasnya Akses Informasi Selain akses pembiayaan, UKM juga menemui kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya informasi yang diketahui oleh UKM, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun jasa dari unit usaha UKM dengan produk lain dalam hal kualitas. Efek dari hal ini adalah tidak mampunya produk dan jasa sebagai hasil dari UKM untuk menembus pasar ekspor. Namun, di sisi lain, terdapat pula produk atau jasa yang berpotensial untuk bertarung di pasar internasional karena tidak memiliki jalur ataupun akses terhadap pasar tersebut, pada akhirnya hanya beredar di pasar domestik.

1.5. Solusi untuk Mengatasi Masalah UKM Sesungguhnya pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan untuk pemberdayaan UKM, terutama lewat kredit bersubsidi dan bantuan teknis. Kredit program untuk pengembangan UKM bahkan dilakukan sejak 1974. Kredit program pertama UKM, Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), yang menyediakan kredit investasi dan modal kerja permanen, dengan masa pelunasan hingga 10 tahun, dan suku bunga bersubsidi. Setelah deregulasi perbankan pada 1988, kredit UKM dengan bunga bersubsidi secara berangsur dihentikan, diganti dengan kredit bank komersial. Selain itu, donor internasional juga menyusun kredit program investasi bagi UKM dalam mata uang rupiah. Antara 1990 dan 2000, Bank Indonesia mendanai berbagai kredit program dengan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu Kredit Usaha Tani (KUT),Kredit Pemilikan Rumah Sederhana/Sangat Sederhana (KPRS/SS), dan Kredit Usaha Kecil dan Mikro yang disalurkan melalui koperasi dan bank perkreditan rakyat.[22] Selain itu, NPWP sebagai prasyarat pengajuan kredit di Perbankan juga telah dihapuskan, dimana hal ini memberikan peluang dan kesempatan yang lebih besar bagi kita untuk mengakses modal dari sisi perbankan. Selain peran dari Pemerintah, dunia akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga penelitian, juga telah melakukan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan UKM. Salah satu diantaranya adalah program GTZ-RED yang diadakan atas dukungan GOPA/Swisscontact yang telah berjalan sejak tahun 2003. Program ini bergerak langsung ke daerah-daerah dengan menggunakan metode enabling environment dengan fokus pada Business Climate Survey (BCS) dan Regulatory Impact Assessment (RIA) yang dilakukan oleh Technical Assisstance (TA). Tim TA ini dimotori oleh Center for Micro and Small Enterprise Dynamics (CEMSED) Universitas Satya Wacana. Tim ini telah melakukan survey, pelatihan, workshop terhadap UKM di daerah-daerah, menciptakan jaringan dengan seluruh pihak terkait UKM termasuk Pemerintah Daerah, serta membuat daftar Peraturan Daerah yang perlu untuk diperbaiki. Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM dan langkah-langkah yang selama ini telah ditempuh, maka kedepannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:
a) Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
b) Bantuan Permodalan Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).Sampai saat ini, BRI memiliki sekitar 4.000 unit yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari kedua LKM ini sudah tercatat sebanyak 8.500 unit yang melayani UKM. Untuk itu perlu mendorong pengembangan LKM agar dapat berjalan dengan baik, karena selama ini LKM non koperasi memilki kesulitan dalam legitimasi operasionalnya.
c) Perlindungan Usaha Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).
d) Pengembangan Kemitraan Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri
e) Pelatihan Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
f) Membentuk Lembaga Khusus Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.
g) Memantapkan Asosiasi Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha bagi anggotanya.
h) Mengembangkan Promosi Guna lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu, perlu juga diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.
i)  Mengembangkan Kerjasama yang Setara Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan perkembangan usaha.
 j) Mengembangkan Sarana dan Prasarana Perlu adanya pengalokasian tempat usaha bagi UKM di tempat-tempat yang strategis sehingga dapat menambah potensi berkembang bagi UKM tersebut.  

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Meskipun peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral, namun kebijakan pemerintah maupun pengaturan yang mendukungnya sampai sekarang dirasa belum maksimal. Hal ini dapat dilihat bahkan dari hal yang paling mendasar seperti definisi yang berbeda untuk antar instansi pemerintahan. Demikian juga kebijakan yang diambil yang cenderung berlebihan namun tidak efektif, hinga kebijakan menjadi kurang komprehensif, kurang terarah, serta bersifat tambal-sulam. Padahal UKM masih memiliki banyak permasalahan yang perlu mendapatkan penanganan dari otoritas untuk mengatasi keterbatasan akses ke kredit bank/sumber permodalan lain dan akses pasar. Selain itu kelemahan dalam organisasi, manajemen, maupun penguasaan teknologi juga perlu dibenahi. Masih banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh UKM membuat kemampuan UKM berkiprah dalam perekonomian nasional tidak dapat maksimal. Salah satu permasalahan yang dianggap mendasar adalah adanya kecendrungan dari pemerintah dalam menjalankan program untuk pengembangan UKM seringkali merupakan tindakan koreksi terhadap kebijakan lain yang berdampak merugikan usaha kecil (seperti halnya yang pernah terjadi di Jepang di mana kebijakan UKM diarahkan untuk mengkoreksi kesenjangan antara usaha besar dan UKM), sehingga sifatnya adalah tambal-sulam. Padahal seperti kita ketahui bahwa diberlakunya kebijakan yang bersifat tambal-sulam membuat tidak adanya kesinambungan dan konsistensi dari peraturan dan pelaksanaannya, sehingga tujuan pengembangan UKM pun kurang tercapai secara maksimal. Oleh karena itu perlu bagi Indonesia untuk membenahi penanganan UKM dengan serius, agar supaya dapat memanfaatkan potensinya secara maksimal. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya Pengembangan terhadap sektor swasta merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi perlu untuk dilakukan. UKM memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di Indonesia. UKM juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar. “Hampir semua usaha besar berawal dari UKM. Usaha kecil menengah (UKM) harus terus ditingkatkan (up grade) dan aktif agar dapat maju dan bersaing dengan perusahaan besar. Jika tidak, UKM di Indonesia yang merupakan jantung perekonomian Indonesia tidak akan bisa maju dan berkembang. Satu hal yang perlu diingat dalam pengembangan UKM adalah bahwa langkah ini tidak semata-mata merupakan langkah yang harus diambil oleh Pemerintah dan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Pihak UKM sendiri sebagai pihak yang dikembangkan, dapat mengayunkan langkah bersama-sama dengan Pemerintah. Selain Pemerintah dan UKM, peran dari sektor Perbankan juga sangat penting terkait dengan segala hal mengenai pendanaan, terutama dari sisi pemberian pinjaman atau penetapan kebijakan perbankan. Lebih jauh lagi, terkait dengan ketersediaan dana atau modal, peran dari para investor baik itu dari dalam maupun luar negeri, tidak dapat pula kita kesampingkan.

B. SARAN
Dengan makalah ini, semoga pembaca dapat menelaah lebih dalam tentang UKM serta berbagai masalah yang dihadapi UKM tersebut agar nantinya dapat menghasilkan UKM yang lebih kreativ, maju dan berkembang Selain itu dalam makalah ini mungkin masih banyak kekurangan bahan – bahan dan leteratur, hanya sedikit yang dapat penulis paparkan, sebaiknya pembaca agar dapat menambah sumber – sumber bahan lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

www.fe.trisakti.ac.id Pada 17 November 2011 www.scribd.com Pada 17 November 2011 www.smecda.com Pada 17 November 2011 www.scribd.com Pada 17 November 2011
http://cafe-ekonomi.blogspot.com Pada 17 November 2011
http://requestartikel.com Pada 29 Oktober 2011
http://claudiapurba.blogspot.com Pada 29 Oktober 2011
http://samuelhasiholan.wordpress.com Pada 29 Oktober 2011
http://portaljakarta.com Pada 29 Oktober 2011


Bagi Anda Yang Suka Solo Traveler


Apakah Anda seorang solo traveler? Bepergian sendiri biasanya membuat Anda ketakutan, nah saya mempunyai tips dan trik untuk Anda yang bermanfaat dan menyenangkan dalam perjalanan traveling, dan dapat membantu Anda untuk tumbuh sebagai pribadi traveling.
Berikut ini saya akan tuliskan 15 hal solo traveling yang harus Anda mengerti :

1. Anda Tidak Akan Datang Kembali ke Orang  Yang Sama

Melakukan traveling dunia sendiri biasanya Anda akan bersinggah ketempat atau kerumah sesama komunitas traveling, itu akan membuat Anda semangat dalam melakukan solo traveler. Anda menjadi lebih sadar diri dan terbuka dengan setiap perjalanan  solo traveler, dan Anda memiliki lebih percaya diri dalam melakukan solo traveler.

2. Apakah Anda Dalam Pengendalian Emosi

Melakukan solo traveler untuk menghilangkan tingkat stres secara teratur, dari perjalanan penerbangan ke destinasi yang dituju sampai ke kamar hotel. Anda dengan cepat mengajar diri sendiri untuk menahan emosi atau mudah marah, bahakan Anda ketika merasa khawatir dan tahu bagaimana untuk selalu tetap tenang.

3. Apakah Anda Tipe Orang Yang Suka Menego

Setiap pelancong memahami pentingnya negosiasi, karena itu perlu untuk bernegosiasi ketika Anda membutuhkan sesuatu barang  ataupun jasa yang Anda inginkan. Solo traveler  tidak bisa mengandalkan teman untuk mendukung  trevelingnya, jadi disinilah jiwa negosiasi sangat berguna.

4. Anda Bisa Live In The Moment

Solo Traveler tahu bagaimana aktifitas kegiatan baik adat budaya mauoun destinasi wisata dpat dilihat langsung dengan kedua mata. Tidak peduli bahwa ada badai terjadi di luar, bahakan itu merupakan kepuasan tersendiri saat solo traveler dan dapat mengabadikan moment itu melalui camera berupa foto atau vidio.

5. Anda Akan Belajar Sesuatu Dari Setiap tempat Anda Kunjungi

Setiap lokasi dan budaya berbeda di setiap tempat yang dikunjungi, dan ada begitu banyak untuk melihat dan belajar. Ketika Anda bepergian sendirian Anda mendapatkan kesempatan untuk benar-benar mengexplore tempat yang dikunjungi, dan dapat belajar sesuatu yang baru tentang dunia manapun Anda pergi.

6. Anda Memahami Pentingnya Meninggalkan Zona Nyaman Anda

Jika Anda dapat melakukan perjalanan ke negara yang tidak diketahui saja, Anda mungkin cukup bagus di meninggalkan zona kenyamanan Anda. Anda sangat senang untuk mendorong diri sendiri, karena tahu pengalaman terbaik terjadi di luar zona kenyamanan Anda.

7. Tidak Memiliki Komitmen

Salah satu bagian terbaik dari menjadi pelancong tidak harus melakukan; Anda dapat membatalkan dan mengubah rencana tanpa ada yang mengganggu, Anda dapat mengubah tujuan Anda secara mendadak, dan jika Anda menyukai tempat, Anda bisa tinggal selama yang Anda inginkan!

8. Selalu Merubah Perspektif Anda

Menjadi pelancong berarti Anda benar-benar mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan orang asing dan terhubung dengan mereka. Setiap kali Anda berbicara dengan orang lain di luar negeri Anda melihat dunia melalui mata mereka, dan perspektif Anda berubah sedikit, dan dapat membuat 
Anda lebih berpikiran terbuka.

9. Mengabaikan Rasa Takut

Anda telah berurusan dengan rasa takut sebelum melakukan solo traveler,jika bepergian sendirian menakutkan? Bagaimana jika saya kehilangan paspor saat solo traveling? Meskipun kekhawatiran ini, Anda mengabaikan rasa takut sehingga Anda bisa mengalami bepergian sendiri. Sekarang Anda dapat sering mengabaikan rasa takut, karena Anda tahu Anda mampu menangani apa pun.

10. Menentukan Baget Untuk Melakukan Solo Traveler

Harus menyiapkan baget yang cukup untuk melakukan perjalan jauh,karena setiap fasilitas yang Anda perlukan saat solo traveler dibayar dari rekening bank Anda sendiri, mengikuti rencana yang Anda buat sendiri. Anda telah belajar bagaimana mengukur berapa lama solo traveler yang akan Anda lakukan.

11. Percaya Diri

Percaya diri ketikia membuat planing solo traveler. Karene saat melakukan perjalan ini tidak ada orang yang akan memesenkan tiket, penginapan, makan dan minum dan menyediakan obat-obatan. Disinalah Anda harus percaya diri untuk memenejemen diri sendiri saat melakukan solo traveler.

12. Apakah Anda Tahu Bagaimana Pentingnya Orang Lain?

Disini percaya diri sangat berguna, bagaimana untuk menghargai orang lain. Bepergian sendiri berarti Anda harus bergantung pada orang asing sepanjang waktu, dari sopir taksi,tempat makan, sampai orang-orang disekitar ketika bertemu saat traveling untuk menggali informasi perjalan yang akan Anda lakukan maupun sesudah Anda melakukan solo traveler ,sebagai bahan refrensi untuk melakukan solo traveler berikutnya.

13. Dapat Mengetuhui  Diri Sendiri

Menghabiskan waktu sendirian adalah cara sempurna untuk benar-benar mengenal diri sendiri. Mencintai orang-orang dalam hidup Anda, tetapi Anda juga suka bagaimana solo traveler memberi Anda kesempatan untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan diri sendiri.

14. Berlatih Untuk Mengikuti Kata Hati

Sering ada beberapa insiden dalam melakukan perjalanan, dari kehilangan kunci kamar, tersesat dalam melakukan perjalanan ke destinasi yang dituju maupun untuk kembali kembali ke tempat penginapan. Solo traveler harus percaya diri dan mengikuti kata hati untuk membantu memecahkan masalah, cara ini sangat membantu mereka untuk menjadi orang yang benar-benar percaya diri di kemudian hari.

15. Selalu Ingin Melakukan Solo Traveler

Senang bepergian dengan teman atau pasangan Anda, tetapi Anda tahu pada titik tertentu Anda akan melakukan perjalanan sendirian lagi. Anda bisa benar-benar mempunyai kesan tersendiri dengan negara yang Anda kunjungi, dapat melakukan apapun yang Anda inginkan dan bisa menghabiskan waktu yang berkualitas dengan diri sendiri - kesempurnaan.

Sumber : lifehack.org

MERAWAT AKIK SEBELUM DIPOTONG


Apakah Anda merupakan salah satu dari sekian banyaknya penggemar batu akik Indonesia? Jika Anda merupakan pecinta batu akik yang ada di Indonesia ini, Berarti Anda tidak salah membuka halaman blog saya. Di postingan saya kali ini akan membahas topik tentang bagaimana cara “Merawat Bahan Batuan Sebelum Dipotong Maupun Digosok”.

Khususnya bagi Pria saat ini, Batu akik  merupakan primadona yang nomor satu dibandingkan dengan wanita cantik. Bagi pecinta batu akik tentunya meinginkan batu akik yang dikenakan kelihatan mengkilap dan mempunyai kualitas yang top sehingga orang yang melihatnya tidak bisa berkedip. Tentu itu semua dapat diperoleh dengan cara perawatan yang tidak sembarangan.
Banyak faktor yang menyebabkan kilau batu akik itu tidak maksimal. Beberapa faktor yang menyebabkan batu akik kurang berkilau dan mengkilap diantaranya seperti penggosokan yang salah atau cara perawatan batu sebelum digosok.

Nah kali ini saya mempunyai tips dan trik “Merawat Bahan Batuan Sebelum Dipotong Maupun Digosok”, yang saya dapatkan dari seorang teman facebook saya beliau bernama
Timur Sinar Suprabana, beliau mengepostkan postingannya sebagai berikut :

Sebelum dipotong ataupun digosok, bahan batuan juga membutuhkan tahap perawatan. Untuk bahan batuan bermotif, Teristimewa kelas akik, saya biasa melakukan perawatan dengan cara merendamnya dengan oli. Perendaman dengan oli ini sangat membantu untuk memunculkan tampilan urat, Motif dan warna bahan batuan. Dengan demikian, Bagi pencinta batu gambar akan lebih mudah dalam "membaca" wujut urat ataupun motif itu yang pada giliran akhirnya memudahkan memilih bagian mana yang akan diambil. Hasil perendaman juga membantu saya untuk memperkirakan tingkat kilau atau kegilapan batuan jika sudah rampung digosok dan disangkling.

Waktu perendaman biasanya 3 x 24 jam. Untuk jenis batuan lain kategori bukan akik, Saya biasa melakukan perendaman dengan menggunakan air mawar, Air aki ”air yang biasa dipakai untuk ngejogki aki”, atau air mineral tergantung jenis batuannya. Perendaman ini sangat membantu untuk mengangkat atau mengurangkan kandungan kapur yang ada di dalam bahan batuan atau melekat di permukaan batuan dan menjadikannya kenyal saat digosok. Perendaman dengan air ini saya lakukan dalam tiga tahap.

a.  Tahap pertama perendaman saya lakukan dengan mencampurkan blimbing wuluh, irisan jeruk nipis dan kalau ada saya tambahi buah mengkudu masak. Ketiga jenis bahan alami itu saya blender jadi satu dan saya masukkan ke air aki untuk merendak bahan batuan. Ini saya lakukan terutama untuk batuan yang tingkat kandungan kapurnya tinggi. perendaman ini juga biasa berlangsung selama 3 x 24 jam.

b.   Tahap kedua adalah mengangkat batuan yang direndam, lalu mencucinya sampai bersih dengan menggunakan air yang langsung mengalir dari kran. Ada kalanya saya semprot dengan menggunakan selang. Dengan demikian sisa-sisa blimbing wuluh, jeruk nipis dan mengkudu benar-benar bersih. Selanjutnya saya lap dengan kain bersih dan saya angin-anginkan sekitar lima jam. Jika sudah kering secara alami kembali saya rendam. Kali ini dalam air aki tanpa campuran apapun. Perendaman yang merupakan pembersihan akhir ini saya lakukan 2X24 jam. Setelah dirasa cukup kembali diangkat, dibersihkan, dikeringkan.

c.    Tahap tiga, yang paling mengasyikkan satu demi satu bahan batuan saya olesi oli rem mobil untuk kemudian saya diamkan selama 3 x 24 jam dengan menaruhnya di tempat yang tidak terpapar cahaya matahari. Baru sesudah itu saya mulai lakukan penggosokan untuk membentuk, pengasahan dan penyangklingan. Hasilnya? Whaaaaaw...sungguh ji... ji... walangkaji... Koko Beluk... demh... demh... pling... pling... Kempling... kanti kersaning Gusti...

Gimana tips dan trik yang sudah Anda baca? Pastinya menambah refrensi Anda dalam hal perbatuan akik dong,hehehe... Silakan terapkan tips dan trik itu untuk merawat bahan batuan akik Anda, dan apabila ada hal yang kurang paham atau yang ingin ditanyakan silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar.

                                                                                           

Romantisme Punthuk Setumbu

Langit masih gelap, ketika belasan manusia berjejal di depan sebuah loket kecil. Beberapa merapatkan jaketnya yang tak terlalu tebal sambil mengulurkan rupiah ke penjaga loket. Belum juga antriannya menyusut, serombongan bule datang lengkap dengan kamera dan lensa telenya, berjalan sedikit tergesa dan segera menempatkan diri mereka di barisan antrian itu. Meski matahari masih terlelap dalam tidurnya, tapi Punthuk Setumbu sudah ramai. Mereka dan juga saya berada di sini untuk satu hal: menikmati sunrise dan lansekap indah di tempat ini!
Setelah tiket di tangan, bergegas saya mulai menapaki jalan setapak yang sudah dipaving menuju ke puncak bukit. Tiada lampu yang menerangi kecuali sinar lampu senter dari ponsel yang memang sengaja saya nyalakan. Beberapa penduduk lokal berjaga-jaga di pojokan-pojokan tertentu. Mereka bertugas menunjukkan arah. 

Menjelang terang

Dua puluh menit kemudian, saya sudah berjejal bersama para pemburu sunrise lainnya. Ah, benar kata seorang kawan. Punthuk Setumbu kini sudah semakin mainstream. Terlalu banyak orang yang datang ke sini sehingga membuat ritual menikmati sunrise  menjadi tak khusyu' lagi. Terlebih di Minggu dini hari seperti ini. Mungkin waktu terbaik menikmati sunrise di tempat ini adalah di awal minggu atau di tengah minggu.
Meski begitu saya tak gentar. Pagi ini saya sudah berniat untuk merayakan pergantian gelap ke terang di tempat ini.

Menunggu Matahari


Para Pemburu

Pemburu-pemburu sunrise itu, beberapa datang bersama keluarga atau teman-temannya, namun ada pula yang datang berpasangan bahkan sendirian saja. Sambil menunggu munculnya sang mentari, mereka mulai menyisir pojok-pojok tempat ini yang tersisa agar dapat menyaksikan sunrise dengan nyaman. Beberapa melakukan wefie atau selfie dari kamera poket atau kamera ponsel dengan bantuan lampu flash. Lainnya cuma duduk-duduk sambil mengobrol.  Sepasang kekasih yang duduk tak jauh dari saya sedang asyik mengobrol dan melambaikan tangan sambil tersenyum ketika tahu saya sedang menjadikan mereka sebagai 'model'.

"Nonton sunrise di sini memang lagi ngetren sekarang. Banyak para pengusaha perjalanan kecil-kecilan yang bikin paketan sunrise  di Punthuk Setumbu. Kalau beberapa tahun yang lalu sih....masih sepi!" sambil menikmati saya yang meneguk air mineral, seorang bapak-bapak bercerita. Ternyata beliau adalah salah seseorang yang ikut mengurusi penyelanggaraan "Wisata Nirwana Sunrise" ini.
"Lagipula, nonton sunrise di sini jauh lebih murah daripada yang di Borobudur sana," tambahnya lagi.
Saya mengangguk mengiyakan. "Makanya sampai penuh berjejalan ya, Pak!"
Bapak itu tertawa. "Rejeki itu namanya, Mbak!"

Sudah hampir pukul enam tapi rupanya matahari masih enggan menampakkan dirinya. Hanya semburat tipis berwarna jingga yang mulai terlihat menghiasi langit. Segera saya mengatur settingan kamera  dan mencoba untuk mengabadikan perubahan langit dari gelap yang perlahan menjadi terang. Sementara itu, beberapa dari para pemburu sunrise terlihat tak sabar. Momen munculnya matahari di tempat ini memang konon istimewa. Langit jingga, matahari bulat keoranyean, dan siluet Borobudur yang muncul dari sela bukit hijau. Tapi agaknya pagi ini, mendung mengacaukan segalanya.

Saya tersenyum kecut. Meski gagal mendapatkan sunrise istimewa namun setidaknya pagi ini saya berhasil mengapresiasi Borobudur dan alamnya dengan cara yang berbeda. Ternyata melihat Borobudur dari kejauhan sama indahnya, bahkan jauh lebih indah ketimbang melihat Borobudur dari jarak dekat. Kabut  tipis yang menyelimuti alam di sekitar Borobudur membuat tampilan bukit-bukit itu semakin indah. Sedikit terkesan monokromatik. Dan, khusyu'!

Misty morning

Ah! Jadi seperti inilah nirwana di dunia itu....



Braga, di Pagi Hari Menjelang KAA



Braga kerap membuat saya gundah. Secara personal, tempat ini menyimpan banyak memori yang seringnya ingin saya lupakan. Namun, siapa yang mampu menolak keelokan Braga? Maka, pagi itu saya memutuskan untuk menjumpai Braga yang katanya sedang rajin bersolek bak perawan yang sedang mekar-mekarnya. Petualangan dimulai dari ujung Braga - tempat dimana angkot Kalapa-Ledeng menurunkan saya.
"Braga, aa'!"
Bergegas saya turun, mengulurkan dua lembar uang dua ribuan.
Si Mang Angkot memberikan kembalian dan begitu saya menerimanya, angkot itu segera berlalu. Meninggalkan asap yang sialnya harus saya hirup. Ugh, tahu begitu saya harusnya memakai masker...
Namun kekesalan saya mendadak hilang ketika menangkap sosok gedung Landmark. Gedung yang dulu sekitar pertengahan 90-an (apakah sekarang juga masih?) seringnya digunakan sebagai tempat pameran komputer.


Pagi itu, Braga sudah ramai. Para pekerja sibuk mendandani trotoar. Maklum saja, KAA (Konferensi Asia Afrika) sudah tinggal hitungan hari. Suara gerinda berpadu dengan tegel. Percikan api yang dihasilkan dari mesin las menambah semarak pagi. Sementara beberapa bocah berseragam merah-putih berjalan sambil berjingkat-jingkat diantara tumpukan tegel dan kabel-kabel yang berserakan.
Braga memang masih seperti dulu meski tentu saja harus diakui bahwa Braga semakin genit akhir-akhir ini.
"Sendirian saja?" seorang pekerja menyapa saya.
Saya cuma mengangguk sambil tersenyum.
Sebenarnya pagi itu saya ingin melewatkan hari di Sumber Hidangan - sebuah resto es krim jadul yang kelezatan es krimnya setara dengan es krim di Toko Oen Semarang. Tapi rupanya kedai es krim legendaris itu baru buka jam sembilan an. Sedangkan saya harus segera bergegas ke Toko Kopi Aroma untuk berbelanja beberapa bungkus kopi. Jadi akhirnya diputuskan bahwa Sumber Hidangan bisa menunggu. Pagi ini, sebelum  melangkahkan kaki ke arah Banceuy, saya membiarkan diri larut ke dalam keriuhan Braga.
Takjub! Braga ternyata lebih indah dibanding dulu. Terima kasih kepada KAA yang sebentar lagi akan diselenggarakan di sini. Bangunan-bangunan tua itu masih terawat. Sebagian di cat ulang. Beberapa bangunan tua itu ada yang beralih fungsi menjadi kafe atau hostel. Beberapa masih tetap berfungsi seperti dulu.
Seorang pramusaji sebuah kafe pagi itu sudah terlihat sibuk. Setelah menyapu ruang kafe, sambil membawa lap ia berjalan keluar. Sambil bersiul-siul, ia menunaikan tugas paginya dengan penuh semangat. Melap daun-daun jendela berwarna coklat tua sambil sesekali berceloteh riang dengan para pekerja yang berada tak jauh darinya.



Selain deru kendaraan, pagi itu Braga juga diramaikan oleh celoteh riang para penumpang kendaraan wisata. Wow!! Tak disangka banyak yang ingin menikmati Braga di pagi hari. Mungkin memang lebih baik di pagi hari, karena di siang hari jalanan ini akan berubah menjadi tak nyaman akibat puluhan mobil yang berjejal di tempat ini.



Semakin siang Braga semakin panas. Bergegas saya berjalan meski beberapa kali harus berhenti karena ada saja sudut Braga yang menarik untuk difoto. Hingga pada akhirnya di penghujung jalan, tepatnya di seberang Museum KAA, saya duduk di sebuah bangku taman yang ada di situ. Hanya duduk diam dan berusaha menikmati Braga pagi ini. Harus diakui, Braga menjelang KAA memang berubah menjadi cantik. Bila diibaratkan wanita, Braga adalah seorang wanita paruh baya atau mungkin bisa dikatakan mulai memasuki usia senja namun selalu berusaha untuk tampil segar dan chic demi sebuah perhelatan internasional yang luar biasa. Selain itu, Braga menjelang KAA agaknya menjadi sebuah destinasi selfie baru bagi para warga Bandung maupun bagi para wisatawannya. Lihat saja! Tak jauh dari bangku tempat saya duduk, tiga orang pria berpakaian rapi ala pria-pria kantoran membawa smartphone lengkap dengan tongsisnya dan berpose dengan latar pemandangan Jalan Braga maupun Jalan Asia Afrika.

Ah! Selamat menyambut KAA, Braga!






Copyright © 2015 Indonesiaku Explore All Right Reserved
Templates Created By BTResponsive| Boost Your Skills